Surat Dakwah Muhammad Sulaiman

surat dakwah renungan IslamPengantar dari Akhmad Tefur:
Surat dakwah ini ditulis oleh Ustadz Muhammad Sulaiman, M.Hum untuk seseorang yang sengaja tak disebut namanya. Saya temukan dalam bundel “Kumpulan Artikel Muhammad Sulaiman 1997”. Semoga beliau dan si penerima surat, juga seluruh yang membaca renungan Islam ini senantiasa dijauhkan azab baik azab dunia maupun azab akhirat. Gaya bahasanya sangat memukau, tidak merendahkan tapi sangat menusuk dan bisa bikin orang klepek-klepek… Bacalah!

Sesungguhnya Azab Tuhanmu Adalah Sesuatu Yang Harus Kamu Takuti

Surat ini tidak berisi nasihat. Aku hanya ingin berdiskusi dengan kamu. Jadi kita sama-sama punya kesempatan berbicara, mengemukakan pendapat dan mempertahankannya.

Ingatlah bahwa minum minuman keras, mencuri dan sebangsanya diharamkan oleh Allah. Ketentuan ini dari Allah, bukan dari manusia. Kalau kamu patuh, yang kamu patuhi adalah Allah, bukan manusia. Sebaliknya kalau kamu ingkar, maka yang kamu ingkari adalah aturan Allah, bukan aturan manusia, bukan aturan orang tuamu atau pun aturanku. Jadi kalau kamu meninggalkan minum minuman keras dan sebangsanya kamu jangan merasa bahwa kamu telah dikalahkan oleh sesama manusia, oleh orang tuamu atau pun oleh diriku. Tetapi yang telah mengalahkan kamu adalah Allah karena ketentuan haram tadi adalah dari Allah. Sedangkan aku (atau siapa pun) sebagai sesama manusia hanyalah sekadar mengingatkan kamu pada ketentuan Allah tadi.

Ketentuan Allah sudah tentu wajib kita patuhi karena Dialah yang menciptakan kita, penguasa, pemilik dan pemelihara segalanya. Dialah yang menghidupkan dan mematikan kita.

Minum minuman keras, mencuri, berzina dan sebangsanya adalah dosa besar. Hukumannya di akhirat sangat berat dan mengerikan. Apakah kamu tidak takut? Sedangkan Allah telah berfirman, “Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah sesuatu yang harus kamu takuti”. Orang-orang yang tidak berbuat dosa besar saja takut kepada Allah. Kamu sendiri apakah tidak merasa takut seandainya berbuat dosa besar kepada Allah?

Surat ini adalah wujud simpati, perhatian dan rasa kasihku kepadamu. Kenapa kamu sendiri tidak merasa kasihan terhadap diri kamu sendiri, sedangkan orang lain saja sayang sama kamu?

Sekali lagi ini bukanlah nasihat. Ini hanya ajakan untuk mengingat kembali pada hukum dan aturan Allah. Selanjutnya silakan kamu renungkan sendiri dan kamu tentukan sikap kamu sendiri: Apakah kamu mau terus-menerus bermaksiat ataukah mau bertobat. Jika kamu pilih maksiat maka resikonya terutama di akhirat nanti kamu sendiri yang akan menanggung. Jangan salahkan orang lain, jangan salahkan orang tuamu, atau pun diriku sebagai saudaramu, karena kamu sudah diingatkan. Jika kamu bertobat maka untungnya juga buat kamu sendiri. Kamu akan diselamatkan dan akan hidup bahagia di akhirat.

Aku harap secepatnya saja kamu bertobat sebelum terlalu jauh dan berlarut-larut. Sebab kalau sudah terlalu jauh dan berlarut-larut akan sulit untuk kembali ke jalan yang benar. Tobat harus mencakup tiga hal: Menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan, minta ampun kepada Allah dan tidak mengulangi lagi perbuatan itu sampai mati. Untuk meninggalkan kebiasaan lama yang jelek, maka putuskanlah secara total pergaulanmu dengan orang-orang yang tidak baik. Sebagai gantinya carilah kawan-kawan yang baik dan kesibukan-kesibukan yang positif. Lebih baik sendiri dalam sunyi daripada bergaul dengan orang jahat. Kecuali kalau kamu yakin bahwa kamu tidak akan terpengaruh.

Secara ringkas pesanku bisa dirumuskan sebgai berikut: Tegakkan shalat wajib lima waktu dan jauhilah dosa-dosa besar! Semoga dosa-dosa kecil yang kita lakukan dengan tidak sengaja mendapat ampunan Allah SWT.

Tanggapan kamu atas suratku ini sangat aku harapkan. Moga-moga kita selalu dalam rahmat dan ampunan Allah SWT. Amin.

Saudaramu seiman seagama,
Muhammad Sulaiman

error: Content is protected !!