Selamat jalan guruku, Ust. M Sulaiman, SS, M.Hum
Maut I
Benih yang tertanam
sejak kita lahir
Diam diam tumbuh terus
Pada saat panen nanti
Malak Izrail
yang memetiknya
Maut II
Saat kita lahir
kita menangis
Sedang orang lain
tertawa menyambut kita
Semoga
saat kita mati nanti
Kita tertawa
Sedang orang lain
menangis meratapi kita
Selamat jalan guruku, saudaraku yang juga sahabatku…
Itulah dua sajak maut yang dulu sering kau bacakan
Kini, benih yang tertanam dalam jiwamu telah berpanen
Kini engkau telah tertawa
Sedang orang lain menangis, termasuk saya…
Muridmu, saudaramu sekaligus sahabatmu
Bahkan saat menulis baris-baris curahan ini
Saya tak kuasa membendung air mata
Saat-saat menjelang panen itu…
Engkau katakan “banyak rombongan tamu”
Tapi tamu yang kau lihat itu,
tidak mampu kami lihat
Lantas, dalam pejam engkau tersenyum
Seolah engkau dalam ekstase kebahagiaan
Padahal engkau dalam kesakitan
Panen telah tiba
Malak Izrail telah memetiknya
Engkau akhiri kehidupan fana ini
dengan senyuman
Senyuman khusnul khatimah … (Aamiin)
Menuju kehidupan baru yang lebih nyata
Kehidupan alam barzakh,
menuju kehidupan akhirat
Ketika maut tiba… menuju alam barzakh
Itulah permulaan hidup yang sesungguhnyaPada permulaan hidup yang sesungguhnya itu
Jika semasa hidup fana kita taat
Kini taat tak harus lagi, yang ada hanya nikmat
Jika semasa hidup fana kita jahat
Kini jahat tak sanggup lagi, yang ada hanya laknatPada permulaan hidup yang sesungguhnya itu
Sudah tak laku lagi rupiah, karena yang laku hanya ibadah
Ibadah semasa kehidupan sebelumnya
Satu-satunya teman baiknya adalah amal shalihnya
Barangsiapa yang banyak amalnya, bahagialah baginya
Selamat jalan, guruku
Selamat menempuh hidup baru, saudaraku
Selamat berbahagia, sahabatku… (Aamiin)
di kehidupan barumu itu
Saat ratusan sahabat duniamu mengiringi langkahmu
Lagi-lagi air mata ini menetes
Tetesan air mata sedih, karena kehilangan sang guru
Tetesan air mata bahagia, karena engkau bahagia dalam menghadap-Nya
Tetesan air mata iri, mengharap akhir yang baik sepertimu
Guru, selamat menempuh hidup baru
Selamat berbahagia
Juga semoga kita semua
dapat menjalani hidup yang baik,
dan akhir hidup yang baik pula, “khusnul khatimah”
Aamiin.
***
Guruku ini bernama Muhammad Sulaiman, SS, M.Hum
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI)
Universitas Pancasakti (UPS) – Tegal, Jawa Tengah
Wafat hari Senin, 23 Januari 2012 dalam usia 51 tahun
Beliau adalah kakak kandungku, yang juga sahabatku. Aktif menulis artikel menarik di berbagai surat kabar dan majalah. Tulisannya tidak hanya tentang bahasa dan sastra, tapi juga tentang religi. Beberapa tulisan religinya berjudul:
- Masalah Agama dalam Cerpen “Kubur”
- Dari Penyair “Nyentrik” ke Penyair “Nyantri”
- Rhoma Irama : Pencipta Musik Dangdut Dakwah
- Marxisme dan Kritik Terhadapnya
- Al Ghazali: Kebimbangan Intelektual dan Pengalaman Religius
- Kontroversi di Sekitar Al Ghazali
- Berpuasa: Tujuan dan Kesempurnaannya
- Sosiologi Kepribadian Nabi
- Iman dan Islam: Dulu Mana?
- Memperluas Spektrum dan Jangkauan Dakwah
dan lain-lain.
Tulisan lain yang berhubungan dengan guru:
– Puisi Sufistik Rendra, Kado Untuk Orang Sakit
– “Idul Fitri”, Puisi Sufistik Raja Penyair Modern