Awali Tahun Baru Ini dengan Revolusi Niat!

Di awal tahun baru Hijriah ini, mari kita tengok kembali hadits yang berhubungan erat dengan konsep hijrah yang artinya kurang lebih demikian:

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung kepada niyatnya, dan bagi setiap orang mendapatkan apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya (mencari keridhoannya) maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rosulnya (mendapat ridhonya). Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk menikahi wanita maka hijrahnya itu tertuju kepada yang dihijrahkan.” (HR Bukhari Muslim)

Hadits ini dipandang sebagai mutiara Islam oleh para ulama, sehingga Imam Bukhari, Imam Nawawi, Imam Suyuthi dan banyak ulama lain yang menempatkan hadits tersebut di awal pembahasan dalam kitabnya.

Bahkan NIAT menjadi rukun ibadah. Shalat tanpa niat, maka shalatnya tidak syah. Demikian juga untuk ibadah lainnya.

Dua hikmah utama dari hadits tentang niat tersebut di atas adalah:

  1. Nilai aktivitas sangat tergantung niatnya
    Niat yang menyertai aktivitas kita bisa bermacam-macam. Bisa karena teman, tetangga, atasan, keluarga, dll atau karena Allah SWT. Tentu saja, nilai aktivitas tertinggi adalah yang diniatkan karena Allah (lillahi ta’ala). Karena itu, mari kita tingkatkan nilai aktivitas kita dengan meniatkan karena Allah.
  1. Seseorang dibalas sesuai apa yang ia niatkan
    Aktivitas kita juga terkadang diniatkan karena harta, tahta, wanita, kesehatan, tuntutan pekerjaan, tugas, dll. Dalam hadits tentang niat di atas dijelaskan “Dan barangsiapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau untuk menikahi wanita maka hijrahnya itu tertuju kepada yang dihijrahkan.”

Artinya, jika kita bekerja dengan niat karena uang (dunia), maka yang kita dapatkan hanya dunia saja. Tapi jika kita bekerja diniatkan karena Allah, maka yang kita dapatkan adalah ridho Allah (pahala akhirat) sekaligus juga mendapatkan uang (dunia). Walhasil kita mendapatkan akhirat dan dunia. Hal ini karena Allah meliputi segala sesuatu, termasuk meliputi dunia dengan segala isinya. Jadi kalau kita mendapatkan Allah (ridhonya), kita pun mendapatkan yang diliputi-Nya.

Hal ini dapat diibaratkan jika kita ke Jambu Dua dengan niat hanya membeli batre, maka yang kita dapatkan hanya batre. Tapi jika niat kita membeli handphone, maka selain dapat handphone, kita juga (otomatis) mendapatkan batre. Karena handphone ada batrenya, bukan? Itulah makna Allah meliputi dunia.

renungan islam mutiara islamKarena itu, di awal tahun baru Hijriah ini mari kita adakan “Revolusi Niat” agar seluruh aktivitas kita niatkan karena Allah. Sehingga seluruh aktivitas kita bernilai tinggi (ibadah).

Pesan Imam Ghazali: Jadikan gerak dan diammu bernilai ibadah…

Ayo, share Renungan Islam ini dengan niat ibadah 🙂

error: Content is protected !!