Solusi untuk Meningkatkan Arti Memiliki

ibu memeluk anaknya yg pernah hilang
foto: khomsunarifin.blogspot.com

Pernahkah anda kehilangan sesuatu? Coba ingat-ingat dulu…. Mungkin sandal jepit, uang, dompet, HP, mobil, dll? Terus, apakah sesuatu yang hilang itu anda temukan lagi atau raib hingga saat ini?

Tiga hari yang lalu, di Padang ada seorang ibu yang menemukan anaknya kembali setelah hilang beberapa hari. Ibu itu  menangis gembira sambil memeluk anaknya yang telah kembali. Ternyata anaknya diculik oleh sang pembantu yang baru bekerja di rumahnya. Anda bisa bayangkan betapa sedihnya ketika sang Ibu kehilangan anaknya. Anda juga bisa bayangkan betapa senangnya ketika anaknya yang hilang telah ditemukan kembali.

Saya juga pernah kehilangan mobil waktu tinggal di Duri – Riau sekitar tahun 2004. Rumah yang saya tempati tidak jauh dari masjid, kurang lebih 300 meter melalui jalan pintas. Karena ada jalan pintas yang dekat, saya biasanya berjalan kaki dalam memenuhi panggilan Allah (adzan) untuk shalat berjamaah di masjid Baaburahmah di Jalan Purnama – Duri. Jalan pintas menuju masjid melalui beberapa belokan karena terhalang oleh beberapa rumah dan kebun. Jika ditempuh dengan mobil, lewatnya muter-muter. Dari rumah saya di Jalan Selais, harus keluar dulu ke jalan raya Hang Tuah, kemudian masuk lagi ke jalan Purnama sampai menuju masjid. Karena itulah, ambil jalan pintas adalah pilihan yang lebih nyaman walaupun harus berjalan kaki.
Hari itu, sepulang shalat Maghrib berjamaah setelah berjalan kaki melintasi kebun dan dapur rumahnya Pak Tasman (rumah yang berhadapan dengan rumah saya), saya melihat dari kejauhan bahwa halaman rumah saya kosong…. Wah, mobil saya hilang! Saat itu memang di daerah kami sedang rawan pencurian kendaraan. Saya agak lemes, bingung, gugup, runtag… dan rasa tidak sedap lainnya bersenyawa di hati. Ini benar-benar terjadi! Bukan mimpi…. Saat itulah saya benar-benar merasakan bagaimana rasanya kehilangan mobil, walau itu adalah mobil perusahaan yang diamanatkan pada saya.

Tapi ternyata…. Alhamdulillah, mobil itu saya temukan kembali. Saya sangat bersyukur karena tidak jadi kehilangan sesuatu yang berharga. Bagaimana mobil itu bisa ditemukan kembali? Begini ceritanya…

Sepulang dari masjid melihat halaman rumah saya kosong, dan saya sadar bahwa mobil saya hilang dengan segala perasaan galau… saya beristighfar.  Kemudian…. mendadak sontak mobil itu saya temukan kembali. Saya baru ingat bahwa kali itu saya ke masjid pakai mobil. Alhamdulillah…. tak jadi hilang! Saya pun putar balik berjalan gegas menuju masjid untuk mengambilnya. Alhamdulillah… ketemu lagi. Saya bersyukur, saya senang, saya senyam-senyum sendiri atas kepikunan yang belum waktunya. Walau hanya beberapa detik, saya benar-benar telah merasakan sebuah kehilangan benda berharga. Mulai saat itulah saya lebih meningkatkan kewaspadaan, karena khawatir mengalami kehilangan yang lebih lama atau kehilangan yang tak pernah kembali.

Pada umumnya, setelah kehilangan barulah muncul rasa kesadaran yang tinggi akan arti memiliki.

Tapi, haruskan kita kehilangan kendaraan dulu untuk menyadari arti memiliki kendaraan?
Haruskah kita kehilangan anak dulu untuk menyadarai arti memiliki anak?
Haruskah kita kehilangan suami/istri dulu untuk menyadarai arti memiliki suami/istri?
Haruskah kita sakit dulu untuk menyadari arti sehat?
Haruskah kita mati dulu untuk menyadari arti hidup?
Tentu tidak! Terlambat Bung…. Jadi, bagaimana solusinya?

Solusi untuk meningkatkan arti memiliki
Bila hari ini kita masih MEMILIKI sesuatu, apa pun itu… syukuri, dan berilah arti yang memadai dan jaga karunia itu sebaik-baiknya. Dekaplah anak kita, seolah-olah kita baru menemukannya kembali setelah hilang berbulan-bulan. Seolah-olah kita diberi kesempatan kedua untuk memilikinya! Dekaplah sang ibu…. seolah-olah anda baru bertemu kembali setelah bertahun-tahun anda terpisah dengannya. Berilah arti lebih kepada setiap yang masih kita miliki: harta benda, anak-istri, ayah-ibu, kerabat, kesehatan, kesempatan, dan umur.

Bagaimana komentar anda?

error: Content is protected !!