Sahabat, seberapa besar kadar manfaat ilmu yang Anda kaji? Apa pengertian ilmu yang bermanfaat? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu tahu pembagian kadar manfaat ilmu yang terbagi menjadi tiga golongan:
1. Ilmu yang manfaatnya sebentar
2. Ilmu yang manfaatnya lama, dan
3. Ilmu yang manfaatnya sangat sangat lama
Mari kita pahami satu persatu penggolongan manfaat ilmu tersebut di atas.
1. Ilmu yang manfaatnya sebentar
Yaitu ilmu yang hanya dikaji saja. Hanya didengarkan atau hanya ditulis. Tapi yang kita kaji itu sama sekali tidak diamalkan. Pada taraf ini, kita selalu bertambah ilmu tapi tidak bertambah amal. Dengan demikian, kita hanya mendapat manfaat atau pahala hanya sekitar 1 jam saja ketika menuntut ilmu.
2. Imu yang manfaatnya lama
Yaitu ilmu yang dikaji dan diamalkan. Pada taraf ini, dengan bertambahnya ilmu maka akan bertambah amal shalihnya. Jika pengamalannya sampai akhir hayat, maka manfaat (pahala) pun kita dapatkan sampai akhir hayat. Cukup lama, bukan?
Misalnya jika kita mendapat ilmu tentang pentingnya shalat berjamaah di masjid dan kita selalu mengamalkannya.
3. Ilmu yang manfaatnya sangat lama
Yaitu ilmu yang dikaji dan diamalkan, kemudian diajarkan kepada orang lain. Minimal kita mengajarkannya kepada keluarga. Hal ini sesuai dengan 2 hadits berikut:
Hadits pertama:
“Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449, dan yang lainnya. Al-Albani menilai hadis ini hasan). Terjemah hadits diambil dari: www.konsultasisyariah.com
Hadits kedua:
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakan” (HR. Muslim)
Mengajarkan ilmu atau berdakwah, ini sesuai perintah Allah, “Wahai orang-orang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari neraka!” Ayat ini menegaskan bahwa setiap orang beriman harus berdakwah, minimal kepada keluarganya.
Jika kita mampu hingga taraf ini (dikaji + diamalkan + diajarkan) maka manfaat atau pahala ilmu yang kita dapatkan akan mengalir terus menerus (sangat lama), meski kita telah meninggal. Inilah yang disebut dengan ilmu yang bermanfaat.
Misalnya jika kita mendapat ilmu tentang pentingnya shalat berjamaah di masjid lalu kita mengamalkannya kemudian mengajarkannya atau mendakwahkannya.
Inilah yang dimaksud dengan ilmu yang bermanfaat yang pahalanya terus mengalir meski sudah di alam kubur.
Tafakur tentang ilmu yang bermanfaat
Apakah ilmu yang kita kaji sudah kita amalkan? Apakah ilmu yang kita amalkan sudah kita tularkan ke orang lain? Ingat, pengertian ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dikaji + diamalkan + ditularkan, sehingga pahalanya hingga ke alam kubur.
Mulai sekarang, saat kita menuntut ilmu wabil khusu saat menghadiri kajian Islam, yuk kita niatkan agar menjadi ilmu yang bermanfaat. Semoga kita dimudahkan untuk meraihnya.
Untuk membaca sambungan artikel ini, klik: Cara Meraih Ilmu yang Bermanfaat