Pernahkah seseorang berbuat jahat pada anda? Misalnya: hape anda dicuri, jatah anda diambil orang, atawa mobil anda dirusak… Bagaimana perasaan anda?
Bagaimana jika yang merusak mobil anda adalah justeru orang yang telah anda tolong sebelumnya? Hah….!!! Coba simak kisah hikmah menarik di bawah ini:
Taufiq dan Ahsan akhirnya kehabisan ongkos, padahal tujuan perjalanannya masih jauh. Untunglah, dalam sepeminuman teh mereka mendapat tumpangan gratis. Mereka menumpang sebuah mobil Kijang yang dikendarai oleh seorang pria paruh baya. Namanya Pak Sayidi, beliau baru sepekan membeli mobil barunya itu.
Namun anehnya…
Ketika sampai di tempat tujuan, Ahsan justeru merusak mobil yang ditumpanginya itu… Body kanan kirinya digores dengan paku. Goresannya banyak sekali, dan tebal. Tentu saja perbuatan Ahsan ini diprotes oleh Taufiq:
“Ahsan, engkau telah melakukan perbuatan munkar dengan merusak mobil ini. Tidakkah engkau kasihan kepada Pak Sayidi yang telah berbaik hati memberikan tumpangan pada kita?”.
Nah, sahabat… bagaimana jika anda adalah sang pemilik mobil itu?
Bagaimana perasaan anda?
Bagaimana cara anda menghadapi masalah ini?
Bagaimana sikap Pak Sayidi yang mengalami kejadian ganjil ini?
Kita lanjutkan ceritanya yuk…
Pak Sayidi sangat heran… (sama seperti anda bukan? :)), juga dongkol… (anda juga?). Tapi beliau tetap tenang…., sabar dan tawakal kepada Allah (ini mungkin yang membedakan :), tul?)
Singkat cerita, mereka akhirnya berpisah. Pak Sayidi terus melanjutkan perjalan dengan mobilnya yang penuh goresan paku, sementara Taufiq dan Ahsan berhenti di tempat tujuannya.
Saat melewati daerah Sariwon, keanehan kedua terjadi…
Ada sekelompok orang bertopeng yang memaksa agar mobilnya berhenti, dan mereka menghalau mobil Pak Sayidi ke tempat yang agak masuk ke dalam dari jalan raya.
“Ada apa ini?” Tanya Pak Sayidi.
“Sudah, ikuti saja!” Kata salah seorang yang bertopeng itu.
Rupanya di tempat itu sudah ada 5 mobil yang dihalau. Setelah mengamati keadaan, Pak Sayidi tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ya, perampokan mobil oleh kawanan perampok bersenjata api! Semua pemilik mobil disuruh keluar, dan diminta kuncinya dengan paksa.
Pimpinan perampok itupun mendekati mobil Pak Sayidi… Pak Sayidi agak berdebar-debar.
“Keluar!” Seru pimpinan perampok itu.
“Bawa sini kuncinya!”, bentaknya sambil menodongkan senjata.
Namun tiba-tiba, pimpinan perampok itu meringis setelah melihat body mobil Pak Sayidi yang penuh dengan goresan itu.
“Mobilmu tidak mulus, aku tidak suka… sana cepat kamu pergi!”
Alhamdulillah…. Pak Sayidi bersyukur, mobilnya tidak jadi diambil oleh sang perampok karena tidak mulus. Sebelum meninggalkan tempat naas itu, pak Sayidi sempat melirik ke mobil-mobil lainnya, ternyata memang semuanya mobil keluaran baru dan mulus.
Inilah rahasia Allah…
Kisah nyata yang mirip dengan cerita di atas adalah kisah Nabi Musa ketika menimba ilmu dari Nabi Khidir. Saat mereka menumpang perahu, Nabi Khidir merusak perahu tersebut. Nabi Musa heran dengan tindakan Nabi Khidir, tapi ternyata justeru rusaknya perahu tersebut telah menyelamatkan dari perampokan perahu yang dilakukan oleh seorang raja yang bengis.
Sahabat yang berbahagia….
Mungkin hari ini kita menerima hal yang pahit, tapi justeru sebenarnya untuk kebaikan kita di masa yang akan datang. Namun perlu diingat, hikmah di balik musibah itu terkadang tampak jelas dan dapat kita rasakan langsung. Terkadang juga kita tidak dapat menyadarinya, seolah tidak merasakan, bahkan Allah membalasnya tidak di dunia ini.
Tapi yakinlah, Allah Maha Bijaksana. Tetaplah berprasangka baik kepada Allah, bahwa Allah selalu memberikan yang baik untuk kita, walaupun menurut kita buruk.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS Al Baqarah: 216).
Oleh karena itu, jika kita ditimpa kepahitan, kejahatan, musibah, ikuti petunjuk Allah dan RasulNya:
– Sabar dan tawakal (QS Al Baqarah: 155-156)
– Berdoa mohon kebaikan kepada Allah (HR Muslim)
Dari Umu Salamah, Rasul SAW, bersabda : “Tiada orang yang ditimpa musibah lalu mengucapkan kalimat (lihat di bawah), pasti Allah memberi pahala dalam musibah itu dan memberi ganti untuknya yang lebih baik dari pada yang telah lenyap.” Dan sewaktu Abu Salamah meninggal, lalu kuucapkan kalimat itu, maka Allah memberi ganti (suami) bagiku yang melebihi dia, yaitu Rasul SAW (HR Muslim).
Inilah doanya: INNAA LILLAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI’UUN. ALLOOHUMMA- JURNII FII MUSHIIBATII,WA AHLIFLII KHOIRAN MINHAA. (Sesungguhnya kami semua dijadikan Allah, dan kepada-Nyalah kami akan kembali. Ya Allah berilah kami pahala dalam menghadapi penderitaan (musibah) ini, dan berikan kami pengganti yang baik dan melebihinya).