Bagaimana dengan mudik lebaran anda tahun ini? Mudik ke daerah mana Kang, Mbak, Pak, Bu, Mbah? Sudah ketemu semua dengan saudara-saudara di kampung? Semoga semuanya baik-baik saja. Mudik lebaran adalah pawai akbar tahunan yang teramat panjang, macet sepanjang jalan, biayanya gede, banyak makan korban, melelahkan, menjemukan…. Tapi mengasyikkan, bukan?
Kalau saya mudike maring Tegal. Artikel Islami ini saya tulis di Tegal, kota kelahiran. Juga wis mudik ke Bandung, wong tuane bojo.
Fenomena mudik lebaran
Banyak yang mempersiapkan mudik lebaran jauh-jauh hari sebelumnya. Mulai dari pemesanan tiket, membuat anggaran mudik lebaran, service kendaraan, oleh-oleh, barang bawaan dan persiapan-persiapan penting lainnya. Kegembiraan pun bertambah seiring makin dekatnya hari lebaran. Iya, kan?
Dua hal penting dan pasti yang dialami oleh pemudik adalah:
– Mempersiapkan diri sebaik mungkin
– Bergembira menuju tempat pulangnya
Sungguh, inilah dua pelajaran paling berharga dari sebuah mudik lebaran!
1. Mempersiapkan diri sebaik mungkin
Setiap pemudik pasti ingin mempersiapkan diri sebaik mungkin. Tentu dengan harapan agar selamat dan lebih menyenangkan. Semakin baik persiapan dan semakin banyak bekal yang dibawanya, pasti mereka lebih merasa happy.
Inilah pelajaran penting pertama yang setiap tahun kita dapatkan! Bukankah kita juga akan mudik dalam arti yang sebenarnya? Mudik ke kampung akhirat, yang perjalanannya jauh lebih dahsyat! Di sana hanya ada dua tempat. Mau pilih mudik ke tempat yang menyenangkan (surga) atau ke tempat yang menyengsarakan (neraka)? Kalau kita pilih ingin selamat dan bersenang-senang, maka: persiapkan diri sebaik mungkin untuk “mudik” kita ke kampung akhirat.
2. Bergembira menuju tempat pulangnya
Sekalipun harus berpayah-payah, tapi setiap pemudik pasti merasa gembira. Gembira menuju tempat pulangnya yang sangat menyenangkan. Inilah pelajaran terpenting yang harus kita raih!
Coba kita simak bait-bait syair di bawah ini.
kita menangis saat kita lahir,
sedang orang lain tertawa menyambut kita
semoga kita bisa tertawa saat kita mati
sedang orang lain menangis meratapi kita
Dari kedua pelajaran penting mudik lebaran ini, mari kita ambil hikmahnya. Mari kita tekadkan agar dapat mempersiapkan mudik ke kampurng akhirat (mudik yang sebenarnya) sebaik mungkin. Dan mari kita sama-sama berdoa:
“Alhamdulillahi rabbil alamin, wa sholatu wa salamu ala nabiyyina Muhammadin. Ya Allah ya Rahman, berilah kami kesempatan di sisa usia kami agar dapat mempersiapkan mudik ke kampung akhirat dengan sebaik mungkin. Dan berilah kami rasa gembira saat Engkau mudikkan kami, karena Engkau ridha memberikan tempat yang baik untuk kami, Jannati na’im. Aamiin.”
Mari sama-sama kita aminkan dan share pelajaran mudik lebaran ini ke teman-teman.