“Amal pertama yang dihisab dari seorang hamba di hari kiamat adalah shalat. Dan barangsiapa yang baik shalatnya, maka baik pula segala amalan yang lain, dan barangsiapa yang rusak (ditolak) shalatnya, maka rusak (ditolak) pula segala amalan lainnya” (HR Thabrani).
Karena itu, berusaha menyempurnakan shalat harus menjadi prioritas utama!
Tiga keprihatinan mendasar yang urgent mendapat solusi adalah:
Pertama
Banyak orang sholat dengan cara yang asal-asalan dan tidak memiliki dasar. Sebagi contoh – menurut hadits – saat berdiri dalam shalat kedua telapak kaki lurus menghadap kiblat. Tapi dalam kenyataan, banyak orang shalat dengan berdiri seperti biasa (telapak kaki menghadap serong kanan-kiri). Arah telapak tangan saat takbiratul ikhram juga masih banyak yang tidak sesuai dengan tuntunan hadits.
Mengapa ini banyak terjadi? Tentu karena mereka belum pernah belajar tata cara shalat yang benar. Cara belajar shalat yang benar, semestinya dengan cara “Melihat Shalat Nabi”. Sebagaiman sabda Nabi “Shalatlah engkau sebagaimana engkau MELIHAT AKU SHALAT” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad).
Melihat Shalat Nabi , adalah melihat hadits untuk tiap “Gerakan Shalat” dan “Bacaan Shalat”. Kita perlu mengetahui hadits Nabi tentang cara berdiri dalam shalat, hadits Nabi tentang cara mengangkat tangan saat takbir (arah telapak tangan, keadaan jari-jari, ketinggian telapak tangan), dan seluruh hadits gerakan shalat lainnya hingga akhir shalat. Bagi kaum muslimin yang belum pernah mengkaji hadits-hadits tentang shalat Nabi, maka pelatihan ini wajib diikuti.
Kedua
Masih teramat banyak yang melalaikan fadilah shalat berjamaah. Buktinya, banyak masjid megah dan mewah tapi shalat jamaahnya sangat memprihatinkan. Masjid dengan kapasitas 1000 orang misalnya, jamaah shalatnya hanya 10 orang (1%). Lalu kemana mereka yang 99% itu?
Mereka sebenarnya dalam keadaan BAHAYA karena “MISKIN”. Benar! Karena mereka yang tidak shalat berjamaah di masjid, “Gaji” mereka sangat kecil, hanya 1/27 atau 3,7%. Itulah KEMISKINAN SEJATI, yang melanda mayoritas penduduk negeri ini… Kemiskinan sejati, penyebab SESAL & GENTAR di yaumul hisab.
Dan adapun orang2 yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah”(AlQariah 8-11)
Bukankah yang tidak shalat berjamaah termasuk orang-orang yang ringan timbangan kebaikannya?
Ketiga
Banyak orang sholat tapi tidak menghayati dan memahami apa maksud saat berdiri, sedekap, ruku, i’tidal, sujud dll. Tidak mengerti apa yang mereka ikrarkan. Shalat hanya sebatas rutinitas yang menjemukan. Shalat hanya melepas kewajiban. Tidak shalat khusyu, karenanya shalat tidak dapat dinikmati. Shalat tidak bermakna, hampa… tanpa dampak nyata dalam realita hidup.
Karena itulah, setiap muslim perlu mewujudkan shalat yang lebih sempurna dengan cara:
1. Melaksanakan shalat dengan benar sesuai contoh Nabi (Shalat Nabi)
2. Melaksanakan shalat berjamaah di masjid (Shalat Jamaah)
3. Shalat dengan penghayatan yang baik (Shalat Khusyu)
Ibadah shalat adalah amal yang pertama kali dihisab di hari kiamat. Shalat adalah pintu gerbang menuju surga. Maka sempurnakan shalat sebelum terlambat!
***
Tags: cara shalat, cara sholat, doa iftitah, doa sholat, fadilah shalat berjamaah, gerakan shalat, gerakan sholat, ibadah shalat, ibadah sholat, niat shalat, orang sholat, shalat jamaah, tata cara shalat, waktu shalat, waktu sholat