Bagaimana jika anda melihat orang shalat, tapi tidak menghadap arah kiblat seperti gambar ini? Anda diamkan saja, atau anda beritahu arah kiblat yang benar?
Astaghfirullahal adziim… Ternyata saya beserta keluarga sudah 4 tahun melakukan kesalahan ini! Selama 4 tahun tinggal di Yasmin, selama itu pula shalat saya menyimpang 30 derajat dari arah kiblat. Persis seperti ilustrasi gambar di samping ini. Besar kemungkinan, di tempat-tempat tinggal saya sebelumnya pun terjadi penyimpangan.
Baru bulan kemarin saya ketahui kesalahan fatal ini. Semoga Allah mengampuninya.
Sahabat… Saya merasa URGENT untuk share pengalaman ini, sebab ini masalah penting yang seharusnya menjadi perhatian utama. Tapi ironisnya, masih sangat sedikit orang yang memperhatikannya. Termasuk saya sendiri. Alhamdulillah, Allah telah memperbaiki kesalahan saya ini. Karena itu, simak baik-baik pengalaman saya dan segeralah ambil tindakan.
Anda pasti masih ingat beberapa tahun yang lalu ketika Departemen Agama RI amat gencar melakukan kalibrasi arah kiblat untuk seluruh masjid di Indonesia? Hasilnya, ternyata banyak masjid yang arah kiblatnya salah. Itulah mengapa banyak masjid yang terpaksa harus membuat garis shaf baru. Apakah termasuk masjid anda?
Bulan kemarin saya membangun Mushalla kecil dekat sawah di sebuah desa di Bogor. Mushalla ini disediakan untuk shalat berjamaah bagi para pekerja budi daya jamur dan petani. Sebelum menggali pondasi, saya membeli kompas untuk menentukan arah kiblat. Saya juga melakukan studi literatur khususnya yang berkaitan dengan penentuan arah kiblat dengan kompas. Kesimpulannya, arah kiblat di Bogor adalah 295 derajat.
Mula-mula saya mencoba kompas di sebuah masjid. Alhamdulillah arah kiblatnya sesuai, 295 derajat. Untuk lebih meyakinkan lagi, saya ke Masjid Raya Taman Yasmin – Bogor. Arah kiblatnya juga betul, 295 derajat. Dari pengukuran arah kiblat dengan kompas tersebut, saya berkesimpulan:
1. Kedua masjid yang saya ukur arah kiblatnya benar, 295 derajat
2. Kompas yang saya beli dapat bekerja dengan baik, dan dapat saya gunakan untuk menentukan arah kiblat untuk mushalla yang akan saya dirikan
Yuk, kita gunakan kompas!
Harga kompas sangat murah, apalagi jika dibandingkan dengan fungsinya yang amat penting untuk kesempurnaan ibadah shalat kita. Merk Joyko yang saya beli di toko buku Gunung Agung Bogor cuman Rp 47.000. Merk lain ada yang harganya 20 ribuan. Cara menggunakan kompas juga sangat mudah. Hanya dua langkah saja:
1. Letakkan kompas di tempat yang rata dan datar
2. Baca skala, temukan arah kiblat di 295 derajat (Bogor)
Keterangan
Utara : 0 derajat, atau 360 derajat
Timur : 90 derajat
Selatan : 180 derajat
Barat : 270 derajat
Arah kiblat di Bogor adalah 295 derajat. Nilai ini sama dengan 25 derajat dari arah Barat, atau – 65 derajat dari Utara. Sebenarnya arah jarum kompas tidak benar-benar menunjuk arah utara. Untungnya, penyimpangan ini di Indonesia nilainya sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Arah kiblat untuk kota-kota lain di Indonesia tidak jauh berbeda.
Banda Aceh : 292
Medan : 292
Padang : 294
Palembang : 295
Jakarta : 295
Bogor : 295
Bandung : 295
Cirebon : 295
Semarang : 295
Jogja : 295
Surabaya : 294
Madiun : 294
Kediri : 294
Samarinda : 292
Balikpapan : 292
Pontianak : 293
Menado : 291
Palu : 292
Makasar : 292
Jayapura : 291
Klik -» Qibla Locator untuk menentukan arah kiblat kota lainnya. Isi dengan kota Anda, klik “Locate” dan lihat angka di bawah kata “Direction”
Menentukan Arah Kiblat di Rumah
Setelah sampai di rumah, saya menentukan arah kiblat dengan kompas itu. Saya tercengang amat kaget karena arah kiblat di rumah saya ternyata melenceng jauh dengan arah kiblat yang selama ini saya gunakan. Melenceng hingga 30 derajat. Karena itulah, saya merasa URGENT untuk menyampaikan ini pada Anda:
Ternyata menentukan arah kiblat tidak bisa dengan feeling atau kira-kira saja. Gunakanlah kompas untuk menentukan arah kiblat di rumah anda, SEKARANG!
Jangan tunda untuk mengkalibrasi arah kiblat di rumah anda demi kesempurnaan ibadah shalat anda. Tapi ingat, shalat yang anda lakukan di rumah hanyalah shalat-shalat sunnah saja. “Seutama-utama shalat seseorang adalah di rumahnya kecuali shalat fardhu” (HR Bukhari – Muslim).
***
Anda pun harus merasa URGENT untuk menyampaikan temuan ini ke sahabat dan kerabat Anda. Silakan like dan share informasi ini…
.