Menyikapi Hadits Ramadhan yang (Katanya) Dhaif

Semangat Menyambut RamadhanMenjelang Ramadhan, banyak di antara kita yang share tentang hadits-hadits Ramadhan. Mereka menggunakan jejaring sosial, blog, milis atau email pribadi untuk membagi ilmunya. Praktis, menjelang bulan suci ini banyak beredar hadits-hadits tentang Ramadhan. Ini sangat positif, karena dalam menyambut Ramadhan sudah sepatutnya kita saling mengingatkan tentang keistimewaan bulan ramadhan untuk memberi semangat.

Salah satu email yang pernah saya terima menjelang Ramadhan adalah tentang hadits-hadits Ramadhan yang dhaif. Anda pernah dapat email semacam ini? Atau mungkin anda pernah memforwardnya ke teman-teman anda?

Salah satu hadits yang dinyatakan dhaif dalam email yang beredar adalah:

“Barangsiapa ingin mendekatkan dirinya kepada Allah di bulan ini dengan suatu amalan sunnah,  maka pahalanya seolah-olah dia melakukan satu amalan fardhu pada bulan-bulan yang lain. Dan barangsiapa melakukan satu amalan fardhu pada bulan ini, maka ia akan dibalas dengan pahala seolah-olah telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan yang lain.” (HR Ibnu Khuzaimah)

Dari komentar-komentar yang ada, saya melihat 2 hal:
1. Pembaca merasa kecewa
2. Semangat “tempur”nya seperti mengendor

Betulkah hadits Ramadhan tersebut di atas dhaif?
Seperti nada komentar-komentar yang saya gambarkan di atas, mungkin anda juga pernah kecewa saat anda mendapatkan email tentang dhaifnya hadits Ramadhan tersebut. Betul? Karena hadits tersebut selama ini sering digembar-gemborkan oleh para da’i. Tapi betulkah hadits Ramadhan tersebut dhaif?

Salah satu alasan yang menyebabkan hadits berderajat dhaif (lemah) adalah karena kualitas sanadnya (orang-orang yang meriwayatkan hingga tersambung sampai Rasul) dianggap lemah. Sementara itu, pendapat tentang kualitas sanad bisa berbeda dari ahli hadits yang satu dengan lainnya. Karena itulah bisa jadi sebuah hadits dikatakan shahih oleh seorang ahli hadits, tapi dikatakan lemah oleh ahli hadits lainnya. Contoh konkretnya adalah hadits Ramadhan tersebut di atas!

Tersebut dalam “Fadhail Amal” karya Syekh Maulana Zakaria, bahwa hadits tersebut terdapat dalam shahih Ibnu Khuzaimah. Dengan demikian menurut Ibnu Khuzaimah hadits tersebut dianggap shahih.

Mana yang harus kita pilih: pendapat Ibnu Khuzaimah yang mengatakan “shahih” atau pendapat lain (seperti beredar dalam email) yang mengatakan dhaif?

Jangan bingung! Justeru saya ingin membuat anda makin rileks dan lebih nyaman. Saran saya, anda nggak usah pikir pusing tentang derajat hadits ini. Hormati saja perbedaan pendapat tersebut. Bagi yang manut pada Imam Ibnu Khuzaimah, silakan…. Atau mau percaya pada email, juga monggo. Satu hal yang mesti sama adalah, kalau memang isinya memotivasi, kita harus ambil hikmahnya dengan “Semangat!”

Nah, sekarang lebih terasa nyaman bukan? Dengan demikian kekecewaan anda lenyap sudah, dan anda tidak lagi bingung…. Alhamdulillah. Sekali lagi, ambil hikmahnya saja: “Semangat!”

Just info, Imam Nawawi (penulis kitab Riyadushalihin) membolehkan beramal dengan hadits dhaif sebatas memetik hikmahnya untuk memotivasi. Yang harus menggunakan hadits shahih adalah hal-hal yang berkaitan dengan hukum dan tata cara ibadah.

Merujuk pada pendapat Imam Nawawi di atas, maka khusus untuk hadits-hadits motivasi sebaiknya kita easy charging saja.. Seringkali motivasi seseorang akan “tertunda” karena harus tanya sana-sini dulu tentang derajat haditsnya. Dia pasti ketinggalan kereta, sementara orang lain sudah melesat dengan “Semangat!” karena motivasinya yang mudah dicas (easy charging).

Solusi Rileks dan Easy Charging
Jika anda menerima email opini tentang hadits Ramadhan yang dhaif, khususnya hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah seperti tersebut di atas, anda reply email tersebut dan sarankan untuk membaca artikel ini agar semangat mereka tidak mengendor, lebih rileks dan nyaman.

Anda juga perlu share artikel ini ke sahabat dan kerabat anda dengan klik icon-icon di bawah ini, untuk menumbuhkan semangat menghormati perbedaan dan easy charging motivation

Selamat menyambut bulan suci Ramadhan… Semangat!

error: Content is protected !!