Gladiresik di Arafah Menuju Haji Mabrur

Artikel Haji | Tentang haji > Bahan Ceramah Haji

.

Tidak ada balasan untuk haji mabrur kecuali surga (HR Muslim)

Ayat Haji, Kewajiban Mengerjakan Haji
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah . Barangsiapa mengingkari , maka sesungguhnya Allah Maha Kaya  dari semesta alam” (QS Ali Imran : 97)

Haji adalah wajib, punya mobil tidak wajib! Bahkan, sunnah pun bukan…
Jadi, haji dulu atau beli mobil dulu? 🙂
Sahabat, renungkan firman Allah di atas dan sabda Rasulullah di bawah ini:

“Barangsiapa yang memiliki bekal dan kendaraan untuk membawanya ke Baitullah tetapi belum juga pergi haji, maka tidak berat atas orang itu bahwa matinya dia (dihukumi) sebagai orang Yahudi atau orang Nasrani.  Demikian itu sesungguhnya Allah berfirman di dalam kitab-Nya (Al-quran) “Dan Allah telah mewajibkan kepada manusia yang mampu di jalannya untuk pergi haji di Baitullah.” ( HR Tirmidzi).

Nah, bagi yang sudah punya mobil tapi belum haji, waspadalah! Sebab jika anda tidak SEGERA menunaikan ibadah haji padahal anda mampu, kematian anda dapat digolongkan sebagai Yahudi atau Nasrani sesuai sabda Nabi di atas.

Solusi : Jual mobil anda, tunaikan dulu kewajiban anda!
Yakinlah bahwa maksud ayat & hadits di atas adalah untuk kebaikan kita.

Dua hal penting untuk menggapai haji mabrur:

1. Persiapan Ilmu, Mental & Fisik

Siap Ilmu Tentang Haji

Ilmu terpenting yang harus dimiliki adalah tentang tata cara haji yang benar termasuk pengetahuan tentang rukun haji, wajib haji, sunnah haji dan larangan haji. Ilmu ini mutlak wajib dimiliki agar haji yang kita kerjakan syah (tidak batal) dan lebih sempurna. Selanjutnya, perlu juga ilmu tentang fadilah amalan yang dikerjakan selama beribadah haji agar haji lebih bermakna. Juga dapat memberikan motivasi dan energi untuk kita.

Tips : Ikuti manasik haji dengan sebaik-baiknya. Baca buku-buku dan artikel tentang haji, dll.

Siap Mental : Sabar, dan belajar mencintai masjid
Sabar dalam menghadapi segala situasi. Banyak tantangan yang benar-benar memerlukan kesabaran, misalnya: cuaca yang tidak bersahabat, antrian panjang, masalah dengan teman sekamar, fasilitas, pelayanan dll. Termasuk sabar untuk selalu menghadiri shalat berjamaah 5 waktu di masjid, dan dapat berlama-lama di masjid. Sebab kedua masjid yang kita kunjungi adalah masjid-masjid yang paling luar biasa.

“Shalat di masjidku (Nabawi) lebih utama daripada 1000 sholat selain di masjidku kecuali shalat di Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat selain di Masjidil Haram” (HR Ibnu Majah).

Siap Fisik : Haji adalah ibadah fisik

Thawaf, syai, wuquf, lempar jumrah diperlukan kekuatan fisik yang baik. Latihan fisik dan bawa perlengkapan obat dan suplemen kesehatan sangat diperlukan.

2. Penghayatan
Haji adalah dzikrul maut, simulasi menuju hari berbangkit

Ihram :  Memakai kain kafan
Saat memakai kain ihram, adalah saat yang baik untuk bertafakur bahwa semua orang pasti akan mati. Menuju kubur hanya berbalut kafan putih, seperti yang kita pakai saat ihram itu.

Pantangan paling penting selama ihram: Tidak berbuat rafats (yang membangkitkan birahi), tidak berbuat fasik (termasuk bicara buruk) dan tidak berbantah-bantahan (walaa rafatsa wala futsuqa walaa jidaala). Ini adalah pantangan non fisik yang paling susah dihindari. Berhati-hatilah!

Tips : Selama ihram, perbanyaklah itikaf di masjid. Carilah tempat yang orang-orangnya tidak anda kenal. Berbicaralah dengan orang seperlunya saja. Ini untuk menghindari bicara buruk dan berbantah-bantahan.

Pantangan fisiknya sangat mudah untuk dijauhi. Salah satu contohnya adalah tidak memakai wangi-wangian… sangat mudah dihindari, bukan? Kuncinya: hafalkan semua pantangan-pantangan fisik agar melekat di otak kita.

“Barangsiapa yang pergi haji karena Allah dan tidak melanggar (larangan ketika memakai pakaian ihrom) maka ia kembali sebagaimana ketika dia dilahirkan ibunya” (HR Bukhari).

Wuquf di padang Arofah : Gladiresik berkumpul di padang Mahsyar

Setelah mati, kelak akan dibangkitkan kembali dan berkumpul di padang Mahsyar.

Wuquf di Arafah, adalah sebuah gladiresik sebelum kita benar-benar dibangkitkan dan dikumpulkan di padang Mahsyar untuk menanti keputusan.

Mereka berkata: “Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasulNya (QS Yaasin:52)”

Hikmah wuquf : Agar adanya hari kebangkitan lebih terasa.
Selama wuquf lakukan beberapa penyesalan, dan berrniatlah untuk memperbaiki diri, misalnya:

  • Ya Allah, mengapa aku selama ini tidak belajar shalat dengan benar
  • Ya Allah, mengapa aku selama ini malas shalat berjamaah di masjid
  • Ya Allah, mengapa aku selama ini tidak berusaha untuk shalat khusyu
  • dan beberapa penyesalan atas kelalaian dan kemalasan lainnya
  • Juga penyesalan-penyesalan atas dosa-dosa yang selama ini kita lakukan

Inilah fakta penyesalan yang pasti terjadi di hari berbangkit:

Dan jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya:  “Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS AS Sajdah:12)

Dalam ayat tersebut, mereka (mungkin termasuk kita?) yang menyesal di hari berbangkit  minta dikembalikan ke dunia. Tapi Allah TIDAK memberikan kesempatan kedua!

Jamaah Haji Wuquf di Padang Arafah Nah, bayangkanlah saat kita wuquf adalah padang Mahsyar yang sesungguhnya… Anggaplah kita sedang benar-benar menghadapi hari kebangkitan. Hadirkan rasa takut dan gentar seolah-olah sedang menghadapi hari perhitungan. Menyesallah se dalam-dalamnya di sana… temukan poin-poin yang ingin kita perbaiki. Istighfar, menangislah sekeras-kerasnya… dan mintalah kepada Allah untuk diberi kesempatan memperbaiki diri.

Kemudian bersyukurlah…. jika setelah wuquf kita masih hidup, dan bisa kembali ke tanah air. Anggaplah ini sebagai kesempatan kedua…

Perbaikilah amal kita, untuk menghadapi Mahsyar yang sebenarnya.

Semoga gladiresik menghadapi hari berbangkit saat wuquf di Arafah dapat membawa kita sebagai haji mabrur. Inilah rahasia di balik sabda Nabi “Al Hajju Arofah“, haji adalah Arofah…

Mohon dishare kepada sahabat-sahabat anda yang belum menunaikan kewajiban ibadah haji.

error: Content is protected !!