Sahabat pembaca… Apa kabar?
Adakah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di tempat anda? Kata Mbah Google, tingkat pencarian kata: hukum maulid nabi (exp: hukum peringatan maulid nabi) adalah 590 per bulan. Ini artinya masih banyak yang belum tahu kepastian hukumnya!
So, apa hukum yang pasti untuk peringatan Maulid Nabi Muhammad?
Menurut saya, peringatan Maulid Nabi yang pasti tidak boleh bikin perpecahan umat! Pasti anda setuju, dong…
Sudahlah, mari kita ambil persamaannya saja, misalnya dalam semangat mencontoh Nabi. Saya yakin, bahwa “semangat mencontoh nabi” adalah persamaan kita. Kubu yang membolehkan dan membid’ahkan peringatan maulid nabi pasti sama-sama setuju akan pentingnya semangat mencontoh nabi. Ini sejalan dengan firman Allah:
laqod kaana lakum fii rosuulillahi uswatun hasanah
Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS Al Ahzab 21)
Karena itu, mari kita simak salah satu kisah Nabi Muhammad yang perlu kita teladani. Kisah ini pernah saya dengar dari ceramah Alm KH Zainuddin MZ yang kurang lebih kandungannya sebagai berikut:
Ada seorang kafir yang sangat-sangat membenci Nabi Muhammad SAW. Begitu sangat bencinya, sampai-sampai ia selalu mencaci-maki Nabi Muhamad setiap beliau lewat di sebuah jalan.
Tidak hanya caci maki, iapun meludahi Nabi, melemparinya dengan batu bahkan dengan kotoran. Tidak hanya sekali dua kali, tapi perbuatan si kafir ini dilakukan terus menerus setiap hari.
Hingga pada suatu hari… Nabi merasa aneh, karena hari itu Nabi tidak mendapatkan caci maki seperti biasanya. Hari berikutnya pun si kafir masih tidak kelihatan batang hidungnya. Akhirnya… mengertilah Nabi Muhammad bahwa si kafir yang biasa melemparinya sedang sakit. Maka Muhammad Rasulullah pun datang ke rumahnya.
Saat si kafir melihat kedatangan Nabi Muhammad, jantungnya makin berdebar keras, nafasnya makin tersengal, wajahnya makin pucat pasi… dia begitu sangat ketakutan karena Nabi Muhammad SAW orang yang selama ini dia caci maki hari ini datang ke rumahnya.
Setiap langkah Nabi Muhammad makin mendekatinya, maka dia semakin pucat dan semakin ketakutan. Ia berfikir bahwa hari itu akan tamat riwayatnya.
Namun apa yang tejadi? Nabi Muhammad ternyata datang bukan untuk balas dendam. Dengan tangannya yang lembut Rasul Muhammad mengusap keningnya, dan menyapanya dengan ramah. Bahkan Nabi membawakan semangkok makanan.
Si kafir pun teramat lega… Hilang sudah rasa cemasnya, sirnalah rasa takutnya. Tapi kini muncul rasa baru, rasa haru dan rasa takjub yang luar biasa! Dengan dada bergemuruh dan bibir gemetar dia pun berkata:
Wahai Muhammad, akulah orang yang tiap hari mencacimu bahkan engkau pernah aku lempar dengan kotoran. Sudah beberapa hari ini aku sakit. Tapi tak seorang pun teman-temanku menengokku. Justru kamu adalah orang yang pertama menengokku. Orang yang selalu aku sakiti dan caci maki. Sungguh teramat mulia hatimu Muhammad. Maka, persaksikanlah wahai Muhammad, bahwa saya ingin masuk dalam agamamu…
Subhanallaah…
Inilah bukti bahwa Nabi Muhammad adalah manusia yang berakhlak tinggi. Inilah bukti bahwa ada sejuta hikmah jika kita mampu menahan dendam Inilah bukti bahwa Islam itu mulia, tinggi “ya’lu wala yu’la alaih” tinggi dan tidak ada yang melebihi tingginya
Di bulan Maulid Nabi ini, mari sama-sama kita tingkatkan semangat kita untuk selalu meneladani Nabi. Karena sesungguhnya dalam diri Nabi Muhammad adalah contoh yang baik (Al Ahzab 21).
Ingat lagi bahwa:
Perbedaan pendapat tentang hukum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang pasti tidak boleh bikin perpecahan umat!
Kata Bang Haji Oma: STOP Perdebatan, STOP Pertengkaran… STOP Permusuhan, STOP!
Dan ingat sekali lagi:
Semestinya panutan dan tokoh idola kita serta untuk anak-anak kita itu bukan Spiderman. Bukan Superman, bukan pula Gatot Kaca… Tapi idola untuk kita dan untuk anak-anak kita yang patut dijadikan teladan adalah : Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini dapat membawa semangat baru, semangat cinta rasul serta semangat meneladaninya.
***
keyword: artikel islami hikmah bulan maulid nabi dan peringatan maulid nabi muhammad saw